
Kegiatan Coffee Morning yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika pada Kamis, 3 Juli 2025 merupakan langkah penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan insan media. Acara ini menjadi ruang strategis untuk membangun komunikasi dua arah yang sehat, terbuka, dan berkelanjutan antara para pemangku kebijakan dengan jurnalis yang sehari-hari menyampaikan informasi kepada publik.
Dalam konteks tata kelola pemerintahan modern, telah menjadi mitra strategis dalam menjalankan fungsi kontrol sosial dan membentuk opini publik. Oleh karena itu, pendekatan partisipatif melalui forum semacam ini patut diapresiasi karena menciptakan ruang dialog yang setara, membangun kepercayaan, dan membuka peluang kerja sama lintas sektor.
Pernyataan Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dalam forum ini mencerminkan kepemimpinan kolaboratif yang mengedepankan transparansi, keterbukaan, dan tanggung jawab bersama. Ungkapan “Urang babarengan atawa henteu” menggambarkan keberpihakan pada kerja kolektif lintas sektor. Di era disrupsi informasi seperti saat ini, pesan ini sangat relevan karena mendorong semua elemen masyarakat untuk turut serta dalam proses pembangunan.
Lebih dari itu, wali kota juga menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan fiskal yang transparan dan akuntabel. Penegasannya bahwa “PAD ini 100 persen uang rakyat, kita gunakan untuk rakyat,” menyampaikan pesan moral yang kuat tentang pentingnya integritas dalam tata kelola keuangan daerah. Hal ini juga memperlihatkan bahwa pemimpin daerah harus mau mengakui fungsi strategis media dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Media memiliki peran krusial dalam memperkuat tata kelola pemerintahan yang demokratis. Dalam forum semacam ini, media diberi tempat sebagai mitra strategis dalam menyebarkan informasi pembangunan, sekaligus sebagai agen pengawasan dan pendidikan publik. Wali Kota Sukabumi secara tegas menyatakan dukungannya terhadap kebebasan pers, namun dengan catatan penting: obyektivitas dan profesionalitas.
Sikap terbuka terhadap kritik yang disampaikan dengan cara ilmiah dan berbasis data menunjukkan bahwa pemerintah Kota Sukabumi ingin menumbuhkan iklim komunikasi yang sehat. Penekanan agar media menghindari pemberitaan yang bersifat tendensius dan menggiring opini adalah bagian dari upaya menjaga kualitas informasi di tengah banjir konten digital yang sering kali tidak terverifikasi.
Dalam kerangka ini, usulan dari beberapa lembaga pers mengenai sertifikasi wartawan menjadi relevan. Sertifikasi merupakan upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme jurnalis, khususnya yang bertugas di wilayah lokal. Pemerintah yang merespon inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa Kota Sukabumi berusaha mengangkat kualitas ekosistem komunikasi publiknya ke tingkat yang lebih tinggi.
Coffee Morning yang telah diselenggarakan sejak era pemerintahan sebelumnya merupakan bukti komitmen membangun komunikasi yang sehat dan terbuka dengan seluruh unsur pers. Konsep ini sangat penting mengingat dinamika sosial dan politik lokal yang membutuhkan narasi konstruktif dan edukatif dari media.
Penguatan sinergi ini menjadi kunci kelancaran pembangunan, terutama di masa ketika masyarakat menuntut informasi yang cepat, valid, dan relevan. Dalam hal ini, media lokal memiliki keunggulan karena kedekatannya dengan realitas sosial masyarakat, namun tantangannya terletak pada sumber daya dan kapasitas jurnalis. Oleh sebab itu, kolaborasi antara Pemkot dan media dalam bentuk pelatihan, diskusi rutin, hingga fasilitasi data publik akan menjadi praktik baik yang perlu dilanjutkan.
Kebijakan pemerintah yang akan menganggarkan dukungan untuk media juga menjadi terobosan penting. Selama dilakukan secara adil dan tidak mengintervensi independensi redaksi, langkah ini akan sangat membantu keberlangsungan media lokal yang selama ini berjuang di tengah keterbatasan.
Salah satu penekanan penting dalam forum ini adalah agar media ikut aktif dalam menangkal hoaks dan penyebaran informasi menyesatkan. Isu ini sangat relevan di era digital ketika batas antara fakta dan opini menjadi kabur. Contoh kasus terkait isu pemaksaan wakaf kepada para ketua RT/RW yang dibantah langsung oleh Wali Kota menunjukkan pentingnya verifikasi data dan keberimbangan berita.
Media yang profesional memiliki peran dalam membangun literasi publik agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh narasi palsu atau sengaja dipelintir untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, sinergi antara media, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci menciptakan ekosistem komunikasi yang sehat, aman, dan terpercaya.
Format Coffee Morning ini merupakan pendekatan yang tepat dalam membangun komunikasi informal tetapi substantif. Dengan suasana santai namun tetap fokus pada isu strategis, kegiatan ini memungkinkan terbentuknya dialog yang lebih cair dan terbuka. Model seperti ini sebaiknya dijadikan agenda rutin, tidak hanya dengan media, tetapi juga dengan komunitas-komunitas lain seperti akademisi, pelaku UMKM, pemuda, dan tokoh masyarakat.
Kegiatan ini juga memiliki nilai simbolis dan substantif. Secara simbolis, ia memperlihatkan bahwa pemerintah tidak eksklusif atau elitis, melainkan hadir secara egaliter bersama masyarakat. Secara substantif, ia menjadi instrumen strategis dalam menyampaikan arah kebijakan, mendengar masukan, dan membangun persepsi publik yang positif.
Dalam konteks kebijakan komunikasi publik, kegiatan Coffee Morning Pemerintah Kota Sukabumi bersama insan media menunjukkan arah baru yang menjanjikan. Pendekatan kolaboratif yang dilakukan tidak hanya membangun relasi antar lembaga, tetapi juga menciptakan ruang kolektif untuk mengawal narasi pembangunan secara jujur, terbuka, dan kritis.
Sebagai bagian dari ekosistem demokrasi lokal, media perlu didorong untuk terus mengasah kualitas liputan, memperkuat etika jurnalistik, dan memperluas perspektif dalam melihat isu-isu pembangunan. Di sisi lain, pemerintah juga harus konsisten menjaga ruang kebebasan pers, menyediakan data publik yang akurat, dan responsif terhadap kritik yang membangun.
Hemat saya, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan media, Kota Sukabumi memiliki peluang besar untuk menjadi kota yang tidak hanya bercahaya secara fisik dan ekonomi, tetapi juga bercahaya dalam hal transparansi, integritas, dan partisipasi warganya. Coffee Morning menjadi bentuk investasi sosial-politik menuju tata kelola kota yang lebih cerdas dan bermartabat.
Posting Komentar
Posting Komentar